Resensi Novel Sang Pemimpi

Oleh: Marcelia Putri Handayani

Identitas buku:
  1. Judul buku: Sang Pemimpi
  2. Pengarang: Andrea Hirata
  3. Penerbit: Penerbit Bintang
  4. Tahun Penerbit: 2011
  5. Tebal halaman: 247
  6. Kota terbit: D. I. Yogyakarta

Orientasi:
 
   Sang pemimpi merupakan salah satu novel yang berisikan pesan moral tentang meraih mimpi setinggi langit. Novel ini adalah salah satu novel dari ciptaan Andrea Hirata, yang sebelumnya mengarang novel tentang laskar pelangi. Novel ini adalah novel seri ke 2 yang telah di terbitkan pada tahun 2011.

 Sinopsis:

    Novel ini menceritakan tentang dua orang bersaudara bernama Ikal dan Arai yang memiliki mimpi untuk sekolah ke negara Eropa. Nakal namun pintar itulah sifat keduanya. Walaupun mereka berdua memiliki sifat yang nakal seperti anak-anak pada umumnya, namun mereka selalu menduduki peringkat 5 besar tertinggi di kelas. Arai yang merupakan saudara jauh dari Ikal adalah seorang yatim piatu yang tinggal sebatang kara, pada saat itu Ikal dan ayahnya menjemput Arai. Melihat kondisi Arai saat itu ikal sedih dan meneteskan air mata, namun bukannya sedih Arai malah sebaliknya justru Arailah yang menghibur Ikal. Sejak saat itulah petualangan mereka di mulai.

   Keluarga Ikal adalah keluarga yang sederhana, bisa dibilang juga kurang berkecukupan. Keluarga ini berisikan beberapa anggota yang berada di melayu. Ayah Ikal hanyalah seorang kuli, namun dia tetap bertekad untuk mengubah hidupnya. Saat duduk di bangku SMA Ikal dan Arai ikut bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan sekokahnya. Saat melihat seseorang yang sedang kesulitan mereka bersedia membantu bahkan dengan mengorbankan uang tabungan mereka, yang sebenarnya juga mereka butuhkan. Dengan susah payah mereka juga saling menguatkan satu sama lain, dan mencoba membuat sahabatnya tertawa.

   Berbagai lika-liku kehidupan yang mereka lalui, suka dan duka mereka lalui dan tanggung bersama. Saat salah satu dari mereka mulai lemah dan putus asa, seorang yang lainnya menguatkan dan memeberi semangat. Dengan jerit payah akhirnya mereka lulus SMA dengan nilai yang sangat memuaskan.

     Dengan tekad kuat untuk menjelajah ke Eropa mereka pergi memantau ke luar kota, untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Perpisaha telah mereka lalui, kerja keras dan susah payah mereka hadapi. Dalam perjuangan mereka yang hegitu keras, tibalah titik terang muncul. Walaupun mereka telah sempat berpisah karena berada di kota yang berbeda saat merantau, mereka terpisah oleh waktu tapi tetap bersama dalam tujuan yang sama. Setelah lulus kuliah mereka mengambil beasiswa ke Eropa, disanalah mereka dipertemukan kembali. Untuk menunggu hasil beasiswa keluar mereka pulang ke kampung halaman mereka. Saat pengumuman dibagikan melalui sepucuk surat yang mereka terima, betapa bahagia dan penuh haru bahwa mereka lulus ujian dan akan berangkat ke Eropa untuk mewujudkan impian mereka.

Analisis:

     Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada pembacanya bahwa kita jangan mudah putus asa dan terus berusaha untuk menggapai cita-cita setinggi langit. Walau kita dalam keterbatasan kita harus tetap menuntut ilmu, dan menggapai cita-cita seperti peribahasa mengatakan " Dimana ada kemauan, di situ ada jalan.

    Nilai moral yang kedua adalah kita harus mensyukuri dengan apa yang kita miliki. Jangan pernah patah semangat dan patah harapan, karena walau sesusah apapun keadaan jika kita berusaha dan melaluinya dengan ikhlas pasti Tuhan akan menjawab doa kita selama ini.

Evaluasi:

   Novel ini sangat bagus karena memiliki nilai moral yang dapat memotivasi bagi pembacanya. Sayangnya cover depan pada buku ini tidak menarik perhatian, sehingga banyak pembaca yang mengabaikan buku ini karena tidak menarik perhatiannya.



   

Comments

Popular posts from this blog