Sherlock Lupin dan Aku Sobekan Peta Misterius


Oleh Muhammad Rakha Irsandi

Indentitas
Judul.              :Sherlock Lupin Dan Aku Sobekan Peta Misterius
Pengarang.     :IRENE ADLER
Penerbit.         :Pt.Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Taun Penerbit: 2018
Tebal Buku.    :266 halaman 
Kota terbit.     :Jakarta


Sinopsis

     Peperangan tidak pernah dilangsungkan di perdesaan. Disana peperangan diamati dari jauh, dengan mata sayu dan kepura-puraan orang-orang tua yang sengaja menyalahartikan asap kehitaman dari kebakaran sebagai api unggun,demi menenangkan hati anak-anak mereka. Saat sedang melintas perdesaan Prancis,dalam perjalanan kami yang lambat menuju ke benua itu sambil terlindungi keindahan hamparan bukit dan cabang-cabang rimbun pepohonan,kami bisa saja membayangkan bahwa apa yang kami dengar dari orang-orang itu tindaklah benar. Namun tidak begitu situasinya,dan kami semua pun tahu itu. Karena itulah,kami melahirkan diri jauh-jauh:ayahku,ibuku,dan aku. Meski kalau mau jujur, kami justru sedang mundur.             Satu musim dingin sudah terlewati sejak kami naik kapal feri ke kota Dover. Dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki kereta api mengesankan yang telah memasyhurkan orang orang inggris itu, menuju London perjalanan dengan kapal feri itu menandakan kehidupan kami yang baru pemisahan yang baru.pemisahan radikal yang bagaikan keratan sebilah pisau,antar yang telah terjadi dengan yang akan terjadi di inggris,jauh dari perang yang sedang bergolak di paris.
     Vila yang di beli ayahku di pedesaan itu terletak sedikit di luar perbatasan Evreux,sebuah daerah puaat rumah-rumah kecil keratap rendah yang mengelilingi sebuah ketedral megah.kuamati dari kereta kuda,katedral itu mebuatku takut.jendela bundar utamanya yang menghadap ke taman,bagiku terlihat seperti buah turbin yang siap menelanku.jadi,au pun mengalihkan tatapan ku.
     kami pun melewati minggu pertama di Evreux.minggu yang menyenangkan.di lantai atas villa itu ada empat kamar tidur kosong,tapi aku memilih yang kelima yang bukanlah sebuah kamar sungguhan,melaikan loteng.ruangan itu satu-satunya yang bertembok kapur putih,didominasi oleh balok-balok kuat penompang atap yang miring,dengan jendela-jendela bundar yang menghadap ke taman,ke hamparan ilang dan lekungan sungai.aku meminta bantuan Orazio untuk membawakan kasur ke atas,yang lalu kuletakkan di bawah,di atas karpet.hal itu memicu kegelisahan besar dalam diri ayahku,yang sekali lagi mencoba memainkan peran sebagai seorang pria yang khawatir."seorang gadis terhormat tidak boleh.....,"mulainya,saat aku akan memperlihatkan padanya kasur di atas lantai dan lampu tidur di sampingnya yang di ditopang setumpuk buku.
     Orazio?tanyaku sambil memasuki rumah ."apakah ada orang yang sudah datang?apakah kita sudah kedatangan...tamu?"
     bukan untuk yang pertama kalinya ada kemungkinan aku tidak menyadari kedatangan seseorang,mungkin dokter di desa itu atau seorang rekan kerja ayahku,saking terlalu asyiknya dengan buku-buku dan pikiran ku sendiri.
     Orazio sedang mengawasi pembersihan ruang keluarga dan dia menjawabku tanpa berhenti memberi arahan pada para nelayan. Dia melakukannya dengan begitu anggun,hanya sedikit menggerakan tangannya yang terbungkus sarung tangan putih.
     mengesankan,benar-benar mengesankan,"gumam ayahku hampir setengah jam lamanya,ketika Arsene lupin menunjukkan sepeda kuno yang sudah dikendarainya,sendirian dan dalam waktu satu hari saja,untuk 96 kilometer jarak yang membentang di antara kami dan paris."kendaraan ini tampaknya benar-benar sebuah keajaiban."
     "bisa dibilang begitu,Tuan Adler!" tukas Arsene."Ban depanya kuat sekali,dan coba lihat rodanya:kayu berlapis cincin besi yang tak bisa patah.sayangnya,punggung orang yang mengayuhnya tidak demikian juga!"
     Ayahku memandangkan dengan tatapan bingung,dan Arsene pun melanjutkan,"untuk jalan-jalan di desa ini,memang mengerikan,percayahlah,tapi dijalanan paris yang mulus tanpa lonjakan,atau lebih tepatnya di atas apa yang masih tersisa di sana, Anda pahamkan,orang bisa juga menempuh sampai 28 kilometer per jam!"

Analisi

      Novel ini sangat mengasyikan karena terdapat peritiwa yang harus di selesaikan oleh ketiga anak itu yaitu Sherlock,Lupin dan Irene dan penyelidikan mereka tatap berlanjut, alur novel ini terpotong potong.

Evaluasi

  Novel Sherlock, Lupin dan Aku menyajikan beberapa pelajaran dalam menyelidiki sesuatu dan tidak tugusah gusuh, bahasanya mudah di pahami, kekurangan bahwa novel tersebut bersifat sadis.





Comments

  1. Struktur nya jelas dan mudah dipahami,bahasanya menarik nembuat pembaca tidak bosan untuk nembacanya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog